BERBAGAI
PERMASALAHAN SOSIAL YANG DIAKIBATKAN OLEH MEDIA MASSA
Dosen Pengampu:
Ria Rizkia
Alvi, M. Pd
Disusun Oleh:
MIKI RAHMAT
NIM.
1605110330
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur marilah senantiasa kita tingkatkan kepada Allah Swt. karena atas
limpahan Karunia dan Rahmat_Nya saya bisa menyelesaikan makalah mengenai Berbagai
Permasalahan Sosial Yang Diakibatkan Oleh Media Massa pada mata kuliah Komunikasi
Sosial dengan baik walapun masih banyak kekurangan di dalamnya. Serta saya juga
berterima kasih kepada Ibu Ria Rizkia Alvi, M. Pd selaku dosen mata kuliah Komunikasi
Sosial yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya
sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan pembaca menyangkut tentang Berbagai Permasalahan Sosial Yang
Diakibatkan Oleh Media Massa di dalam kehidupan sehari-hari. Saya pun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang sudah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri ataupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di saat yang akan datang.
Pekanbaru, April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A.
Pengertian Media
Massa............................................................................... 3
B.
Jenis-jenis Media Massa................................................................................ 4
C.
Karakteristik Media Massa........................................................................... 5
D.
Fungsi dan Peranan Media Massa............................................................. ... 5
E.
Pengaruh Perkembangan Media Massa terhadap Masyarakat...................... 7
F.
Permasalahan Sosial yang
Diakibatkan Oleh Media Massa.......................... 8
G.
Cara Mengatasi Permasalahan Sosial Akibat Media Massa......................... 13
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 15
B.
Saran............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa merupakan salah satu
bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media
massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap,
hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.
Media massa yang semakin hari
semakin maju menjadikan semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi secara efektif
dan cepat. Kemajuan media yang mulai mengglobal sangat membantu manusia dalam
segala keperluan yang ingin dicapai. Namun disisi lain kemajuan media massa
yang berdampak positif banyak juga dampak negatif yang timbul akibat kemajuan
media massa yang sangat pesat ini. Beberapa masalah sosial yang muncul adalah
kekerasan dari tampilan media massa melalui televisi misalnya acara smack down
yang isi acaranya sangat bisa merusak pemikiran bagi yang menontonnya dan dapat
dipraktekkan langsung acara kekerasan yang telah ditampilkan didalam televisi.
Kemudian ada juga tayangan-tayangan yang berbau mistik dan tahayul dan ada pula
dari penayangan di media massa yang mampu membunuh karakter bagi yang
menontonnya.
Peran media massa di zaman sekarang
dapat ditaksir banyak mengambil peran untuk memdapatkan keuntungan dibandingkan
sebagai bahan belajar atau edukasi. Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan
sosial begitu cepat menyebar di kalangan masyarakat. Dalam makalah ini, penulis
mencoba membahas tentang apa saja masalah-masalah sosial yang muncul akibat kehadiran
media massa yang sedang gencar-gencarnya di zaman modern ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan media massa?
2.
Apa saja
jenis-jenis media massa?
3.
Apa saja
karakteristik media massa?
4.
Apa saja fungsi
dan peranan media massa?
5.
Bagaimana pengaruh
perkembangan media massa terhadap masyarakat?
6.
Apa saja
permasalahan yang dapat ditimbulkan dari media massa?
7.
Bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh media massa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apakah yang dimaksud
dengan media massa.
2. Untuk
mengetahui apa saja jenis-jenis
media massa.
3. Untuk
mengetahui apa saja karakteristik
media massa.
4. Untuk
mengetahui apa saja fungsi dan
peranan media massa.
5. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan media massa
terhadap masyarakat.
6. Untuk mengetahui
apa saja permasalahan yang dapat
ditimbulkan dari media massa.
7. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang diakibatkan oleh media massa.
8. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media Massa
Media massa (dalam bahasa Inggris: Mass Media) singkatan yang berasal
dari Media Komunikasi Massa (dalam bahasa inggris Mass Communication Media), yang berarti sarana penyampaian
pesan-pesan, aspirasi masyarakat, sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan
berita ataupun pesan kepada masyarakat langsung secara luas.
Pengertian media massa menurut para
ahli antara lain:
1. Menurut
(Cangara, 2002) Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.
2. Sedangkan
menurut (Rakhmat, 2001) Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah
perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses
imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa
memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.
Kata media massa berasal dari medium dan massa, kata "medium"
berasal dari bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran
yang diterapkan untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada
pokoknya semua sarana aktivitas mental manusia, kata "massa" yang
berasal dari daerah Anglosaxon
berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang
mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi dari berbagai
pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai
dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.
Media massa merupakan suatu penemuan
teknologi yang luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi
bukan saja dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi
juga dengan generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa dapat
mengatasi hambatan berupa pembatasan yang diadakan oleh waktu,
tempat dan kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya memungkinkan
komunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak.
B. Jenis-jenis
Media Massa
Setiap
jenis-jenis dari media massa memiliki sifat-sifat khasnya oleh sebab itu
penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai kemampuan dan sifat
khasnya. Berikut adalah jenis-jenis dari media massa:
1.
Media Cetak
Media cetak Merupakan suatau media pemberi informasi
berupa tulisan yang dicetak pada sebuah bidang. Bisa dalam bentuk tulisan pada
kertas. misalnya seperti: Majalah, Koran, Surat Kabar dan lain-lain.
2.
Media Elektronik
Media elektronik merupakaan sebuah media pemberi
informasi dalam sebuat alat elektronik modern.informasi yang disampaikan dapat
kita dengar dan lihat. misalnya seperti: Radio, TV, Film atau Video, dan
lain-lain.
3.
Media Cyber
Media cyber
merupakan sebuah media pemberi informasi pada jaringan sosial yang telah
disediakan online dengan menggunakan jasa internet kita dapat menikmatinya
secara gratis. misalnya seperti: Media Sosial, Website, Portal Berita, Blog,
dan lain-lain.
Jika
ditinjau berdasarkan perkembangan teknologi di bidang penyampaian informasi
melalui media massa, dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis diantaranya:
a.
Media massa modern
Media massa
modern adalah media massa yang menggunakan teknologi modern, misalnya seperti
media massa cetak serta media massa elektronik. Pengertian media massa cetak
adalah media massa yang dalam menyampaikan suatu informasinya terlebih
dulu harus dicetak menggunakan alat cetak. Contohnya seperti Koran, tabloid dan
lain-lain. Sedangkan Pengertian media massa elektronik adalah media massa yang
dalam menyampaikan suatu informasinya menggunakan jasa listrik. Jika tanpa
adanya sumber listrik media massa ini tak dapat berfungsi. Contohnya seperti
tv, radio, dan lain-lain.
b.
Media massa tradisional
Media massa
tradisional adalah media yang dipakai atau digunakan sebagai sarana penyampaian
informasi pada zaman dahulu. Misalnya seni tradisional, wayang, dan lain-lain.
C.
Karakteristik
Media Massa
Beberapa
karakteristik media massa yaitu:
1. Publisitas,
yaitu yang disebarluaskan kepada masyarakat atau publik.
2. Universalitas,
yaitu pesannya yang bersifat umum, mengenai segala aspek kehidupan serta semua
peristiwa di berbagai tempat, maupun menyangkut mengenai kepentingan umum sebab
sasarannya masyarakat umum.
3. Kontinuitas,
yaitu berkesinambungan sesuai dengan priode mengudara ataupun jadwal terbitnya.
4. Aktualitas,
yaitu yang berisi hal-hal baru. Aktualitas dapat diartikan kecepatan
penyampaian informasi kepada masyarakat umum.
5. Periodisitas,
yaitu tetap atau berkala. Seperti misalnya harian, mingguan, ataupun siaran
sekian beberapa jam per harinya.
D.
Fungsi dan Peranan Media Massa
1.
Fungsi Media Massa
a.
Media massa
memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi segenap
macam pengetahuan. Jadi, media
massa memainkan peran intuisi lainnya.
b.
Media massa
menyelenggarakan dalam lingkungan publik. Pada dasarnya media massa dapat
dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum, dan murah.
c.
Pada dasarnya
hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan seimbang dan sama.
Media massa
menjangkau lebih banyak orang dari pada insitusi lainnya dan sejak dahulu
“mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, dan lainnya. Sedangkan beberapa
fungsi media massa pada budaya diantaranya:
a.
Fungsi pengawasan (surveillance),
penyediaan informasi tentang lingkungan.
b.
Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadinya penyajian pilihan solusi untuk suatu maslah.
c.
Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya
sosialisasi dan pendidikan.
d.
Fungsi hiburan (entertainment)
yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan
memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini
Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi
positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
2.
Peranan Media Massa
Peran media dalam ilmu komunikasi terdapat dalam ranah
komunikasi massa, yang dimana komunikasi massa itu sendiri dapat diartikan
dalam dua cara yakni komunikasi oleh media dan komunikasi untuk massa. Namun
dalam hal ini tidak berarti komunikasi massa adalah untuk setiap orang.
Komunikasi massa ialah komunikasi yang penting dalam kehidupan kita. Setiap
hari kita membaca surat kabar, buku, majalah, menonton televisi, dan mendengar
radio. Radio, TV, surat kabar dan majalah media massa yang penting dalam
mencorakkan hidup manusia, baik dewasa maupun anak-anak.
Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian
pula sebaliknya, khalayak memilih-milih media. Karakteristik terpenting pertama
komunikasi massa ialah sifatnya yang satu arah. Memang ada televisi dan radio
yang mengadakan dialog interaktif yang melibatkan khalayak secara langsung,
namun itu hanya keperluan terbatas.
Media juga mampu menjangkau khalayak secara luas,
jumlah media yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu banyak sehingga
kompetensinya selalu berlangsung ketat. Banyak yang tidak menyadari bahwa media
sesungguhnya telah mempangaruhi pandangan dan tindakannya. Sebagian kecil orang
saja yang mengetahui bahwa media mempengaruhi minat atau apa yang mereka suka
atau tidak mereka sukai. Sejak 1970-an ada indikasi bahwa jumlah orang yang
menyadari dan mau memikirkan secara serius dampak-dampak media telah bertambah.
Kritik terhadap media pun berkembang, meskipun tidak semuanya tepat.
E. Pengaruh Perkembangan Media Massa terhadap Masyarakat
Pengaruh yang ditimbulkan media
massa telah menumbuhkan perkembangan dan pembaharuan yang cepat dalam
masyarakat. Pembaharuan yang berwujud perubahan ada yang ke arah positif dan
ada yang ke arah negatif. Pengaruh media tersebut berkaitan dengan aspek-aspek
lain seperti komunikator, isi pesan dari media itu sendiri serta tanggapan dari
masyarakat.
Kita sadari atau tidak, masyarakat
sering dipengaruhi oleh media massa, misalnya media massa membujuk untuk
menggunakan produk tertentu (iklan). Ataupun secara tidak langsung membujuk
untuk mendukung ideologi politik atau partai tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, ada beberapa teori kontemporer yang berkaitan dengan pengaruh
komunikasi massa, yaitu:
1. Teori
perbedaan individu
Menurut teori ini terdapat kecenderungan baru dalam pembentukan watak
seseorang melalui proses balajar. Adanya perbedaan pola pikir dan motivasi
didasarkan pada pengalaman belajar. Perbedaan watak individu ini disebabkan
karena perbedaan lingkungan yang mrnghasilkan berbagai pandangan dalam
menghadapi sesuatu. Lingkungan akan mempengaruhi sikap, nilai-nilai serta
kepercayaan yang mendasari kepribadian seseorang dalam menanggapi informasi
yang datang. Dengan demikian pengaruh media terhadap individu akan berbeda satu
sama lain.
2. Teori
penggolongan sosial
Penggolongan sosial lebih didasarkan pada tingkat penghasilan, pendidikan,
tempat tinggal dan agama. Masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang
cenderung sama maka akan membentuk sikap yang sama dalam menghadapi stimulasi
tertentu. Persamaan ini berpengaruh terhadap tanggapan mereka dalm menerima
pesan yang disampaikan media massa.
3. Teori
hubungan sosial
Menurut teori ini, banyak masyarakat menerima pesan yang disampaikan media
diperoleh melalui hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima
langsung dari media massa. Dalam hal ini, hubungan antarpribadi mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap penyampaian informasi media.
4. Teori
norma-morma budaya
Teori ini menganggap bahwa pesan yang disampaikan media massa akan mendapat
tafsiran yang berbeda-beda oleh masyarakat sesuai dengan budayanya. Ada
beberapa cara yang ditempuh media massa dalam mempengaruhi norma-norma budaya.
Pertama, informasi yang disampaikan media dapat memperkuat pola-pola budaya yang
berlaku dan meyakinkan masyarakat bahwa budaya tersebut harus dipatuhi. Kedua,
media massa dapat menciptakan budaya-budaya baru yang dapat melengkapi budaya
lama yang tidak bertentangan. Ketiga, media massa dapat merubah budaya yang ada
dan sudah berlaku sejak lama serta dapat merubah perilaku masyarakat itu
sendiri.
F. Permasalahan
Sosial yang Diakibatkan Oleh Media Massa
Media massa sudah bermasalah, dimana
visi dan misi media massa secara substansial pula sudah berubah. Secara teori
media massa adalah institusi yang berfungsi memberi informasi, edukasi dan
hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi
dalam pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi
pemberian informasi yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak
edukatif. Sehingga media massa saat ini menjadi lembaga yang distigmakan
sebagai institusi “penghasut” pencetus kerusuhan, pencentus masalah sosial.
Sementara para wartawannya menjadi pribadi-pribadi yang “ditakuti” karena
sering bekerja secara tidak profesional sehingga banyak merugikan orang lain
dan masyarakat. Media massa saat ini dianggap miskin dari fungsi edukasi
nilai-nilai kemanusiaan, media massa justru menjadi corong provokasi
nilai-nilai kehewanan, seperti materialistis, mistisme, hedonisme, seks,
konsumerisme, kekerasan, sekularisme, dan semacamnya yang dimana semua itu
telah menjadi.
Berikut adalah berbagai permasalahan
sosial yang ada dimasyarakat yang diakibatkan oleh media massa saat ini:
1. Mistisme dan
Tahayul
Akhir-akhir ini tayangan mistik di media massa, khususnya televisi menjadi
salah satu mindstream di antara mindstream lain yang ada di media massa. Pada
mulanya tayangan mistisisme dan tahayul lebih banyak berupa pemberitaan,
kemudian menjadi tayangan sinetron yang berbasis tradisi masyarakat, namun
dikemas dengan tayngan-tayangan keagamaan terutama Islam. Lepas dari
kontroversi di masyarakat mengenai hal tayangan ini, namun tayangan mistisme
dan tahayul itu menyedot banyak perhatian, karena pada dasarnya masyarakat
konsumen media di Indonesia yang berbasis tradisional lebih menyukai informasi
yang tahayul dan mistisme. Kebutuhan masyarakat terhadap hiburan macam ini
adalah sebuah petualangan batin masyarakat untuk menjawab rasa ingin tahu
mereka terhadap misteri fisika (mistik) atau rasa ingin tahu terhadap dunia
lain, dunia mistik yang tak terjawab itu (Burhan Bungin: 332).
Jadi kebiasaan masyarakat menonton tayangan mistik merupakan cara lain yang
dilakukan oleh mayarakat selama ini, meneruskan kebiasaan menelusuri dunia
mistik yang dilakukan dengan cara-cara lain untuk menjelajahi dunia ini seperti
dengan pergi ke dukun, mendengar tuturan-tuturan cerita mistik dari seseorang,
membaca buku-buku cerita horror dan sebagainya.
2. Pelecehan Seksual dan Pornomedia
Berawal dari Wacana Seks
Masalah tubuh perempuan sebagai objek porno, sebenarnya telah lama menjadi
polemik dihampir semua masyarakat disebabkan karena adanya dua kutup dalam
menilai tubuh manusia (terutama perempuan) sebagai objek seks. Pemikiran
tersebut mendasari semua argumentasi dan polemik tentang seks sebagai objek
porno di masyarakat baik sebagai alasan memuja-muja seks maupun alasan
penguasaan objek seks. Dari masa ke masa, masyarakat terus berpolemik tentang
seks di antara dua kutup itu.
Pada sisi lain dari kehidupan masyarakat kota, dijumpai beberapa wanita
lebih senang dieksploitasi atau mengeksploitasi dirinya sebagai objek porno.
Wanita lebih senang menonjolkan bagian-bagian tubuhnya untuk menjerat lawan
jenisnya. Bentuk tantangan seperti ini adalah sisi lain dari subjektivitas
wanita dalam memperlakukan perilaku seksnya, serta bagaimana mereka menempatkan
tingkah laku tersebut pada makna porno yang sesungguhnya.
Melihat bahwa wacana porno itu selalu ditanggapi secara subjektif menurut
konteks nilai yang berlaku di masyarakat dan dalam kurun waktu tertentu, maka
perdebatan-perdebatan tentang persoalan seks dan hal-hal yang berhubungan
dengannya, harus dimulai dari pandangan intrasubjektif maupun intersubjektif
tentang makna sebenarnya dari porno yang diperdebatkan itu. Perbedatan harus
menjawab persoalan-persoalan porno berdasarkan consensus nilai di masyarakat mengenai makna porno itu sendiri.
Pada awalnya ketika masyarakat belum terbuka seperti sekarang ini, begitu
pula media massa dan teknologi komunikasi belum berkembang seperti saat ini,
semua bentuk pencabulan atau tindakan-tindakan yang jorok dengan menonjolkan
objek seks disebut dengan kata porno. Saat ini ketika masyarakat sudah terbuka,
kemajuan teknologi komunikasi terus berkembang, maka konsep pornografi juga
telah bergeser dan berkembang. Karena itu secara garis besar, dalam wacana
porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada
beberapa varian pemahaman porno yang dapat dikonseptualisasikan, seperti
pornografi, pornoteks, pornosuara, pornoaksi. Dalam kasus tertentu semua
kategori konseptual itu menjadi sajian dalam satu media, sehingga melahirkan
konsep baru yang dinamakan pornomedia (Burhan Bungin: 341).
a.
Pornografi
Pornografi adalah gambar-gambar perilaku pencabulan
yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia.
b.
Pornoteks
Pornoteks adalah karya porno yang ditulis sebagai
naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai
bentuk narasi, konstruksi cerita, testimonial, atau pengalaman pribadi secara
detail dan vulgar.
c.
Pornosuara
Pornosuara yaitu suara, tuturan, kata-kata dan
kalimat-kalimat yang diucapkan seseorang, yang langsung atau tidak langsung
bahkan secara halus atau vulgar melakukan rayuan seksual, suara tentang tuturan
tentang objek seksual atau aktivitas seksual.
d.
Pornoaksi
Pornoaksi adalah suatu penggambaran aksi gerakan,
lenggokan, liukan tubuh, penonjolan bagian-bagian tubuh yang dominan memberi
rangsangan seksual sampai dengan aksi mempertontonkan payudara dan alat vital
yang tidak disengaja atau disengaja untuk membangkitkan nafsu seksual bagi yang
melihatnya.
e.
Pornomedia
Dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks,
pornosuara dan pornoaksi menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan sesuai
dengan karakter media yang menyiarkan porno itu. Konsep pornomedia meliputi
realitas porno yang diciptakan oleh media.
3. Kekerasan Perempuan di Media Massa
a. Citra
Kekerasan Perempuan
Keindahan
perempuan dan kekaguman lelaki terhadap perempuan adalah cerita klasik dalam
sejarah umat manusia. Dua hal itu pula menjadi dominan dalam inspirasi banyak
pekerja seni dari masa ke masa. Eksploitasi perempuan dalam pencitraan media
massa tidak saja karena kerelaan perempuan,namun juga karena kebutuhan kelas
sosial itu sendiri. Sayangnya kehadiran perempuan dalam kelas sosial itu masih
menjadi dari refleksi realitas sosial masyarakatnya bahwa perempuan selalu
menjadi subordinat kebudayaan laki-laki.
b. Kekuasaan
Laki-laki Atas Perempuan
Dari sisi
pemaknaan, pemberitaan media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang
publik laki-laki dan ruang piblik perempuan. Ketika pemberitaan media massa
menyangkut persoalan laki-laki, maka media massa menyorotinya sebagai pahlawan
karena masyarakat membutuhkan mereka. Namun ketika sorotan media massa pada
persoalan perempuan, terkesan maknanya sebagai pelengkap pemberitaan pada hari
itu. Persoalan menjadi serius ketika pmberitaan media massa menyangkut
sisi-sisi aurat perempuan makna pemberitaannya justru menjadi konsumsi
laki-laki, maka disitu terkesan bahwa perempuan sedang dieksploitasi sebagai
sikap ketidakadilan terhadap perempuan dan bahkan kekerasan terhadap mereka.
4. Kekerasan dan Sadisme
Kekerasan media massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media
televisi, dari kekerasan dengan katat-kata kasar sampai dengan siaran-siaran
rekonstruksi kekerasan yang dapat ditonton di televisi. Bentuk kekerasan dan
sadism media massa dengan modus yang sama di semua media lebih banyak
menonjolkan kengerian dan keseraman di mana tujuan pemberitaan itu sendiri.
Kejahatan di media massa terdiri dari beberapa macam, seperti: kekerasan
terhadap diri sendiri, seperti bunuh diri, kekerasan kepada orang lain,
seperti menganiaya orang lain, kekerasan kolektif, seperti perkelahian missal,
kekerasan dengan skala yang lebih besar, seperti peperangan dan terorisme.
5. Pembunuhan Karakter (Character Assassination)
Sering pula media massa melakukan pengadilan media massa, yaitu mengadili
seseorang melalui pemberitaan media massa. Modus pemberitaan macam ini adalah
media memberitakan seseorang telah melakukan kejahatan tanpa melakukan
konfirmasi dan bersifat tendensius untuk memojokkan orang itu. Mengadili
seseorang melalui media massa adalah bentuk kekerasan terhadap orang lain,
karena yang berhak menyatakan orang itu salah adalah pengadilan. Sasaran
mengadili seseorang melalui media massa adalah membunuh karakter seseorang agar
supaya reputasi orang tersebut menjadi rusak didepan publik, terhambat karirnya
serta akibat yang lebih besar adalah orang tersebut di pecat dari jabatan atau
tugas dan pekerjaannya (Burhan Bungin: 361).
Pembunuhan karakter adalah juga kejahatan seseorang terhadap orang lain,
karena tidak seorang pun berhak menghalangi seseorang untuk berkarya
mengekspresikan diri dan mengembangkan karakternya di masyarakat. Dampak
kejahatan semacam ini semakin meluas, setiap upaya membunuh karakter seseorang
apalagi melalui media massa pasti berdampak kepada keluarga orang itu,
berdampak bagi lingkungannya, dan apabila kejahatan ini di lakukan dalam skala
internasional, maka akan merusak citra bangsa itu pada skala internasional.
Bagi media massa yang menggunakan paradigma war journalism
pembunuhan karakter ini adalah model produksi jurnalisnya, tanpa memandang apa
pun akibat dari pemberitaannya bagi semua pihak. Namun bagi media yang
menggunakan paradigma love journalism, pemilihan terhadap pemberitaan
yang dapat merusak reputasi orang lain, karier orang lain, nama baik orang lain
dan kelompoknya akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan apabila hal itu
harus dilakukan karena pembacanya menghendaki, maka akan diberitakan dengan
santun, menyejukkan, dan berupaya tidak merugikan semua pihak.
6. Tayangan dan Pemberitaan Yang Tidak Bermutu
Media massa sering kali menayangkan atau memberitakan informasi-informasi
yang tidak bermutu dan tak bermanfaat bagi masyarakat. persoalan axiologi informasi menjadi sangat
penting ketimbang persoalan epistemoligi-nya,
karena pertanyaan mengapa harus tayangan itu yang disiarkan, mengapa tayangan
semacam ini yang blow up media
habis-habisan, padahal tayangan itu tak memberi apa-apa bagi masyarakat kecuali
masyarakat mengonsumsi sifat-sifat buruk dari informasi itu, menjadi pertanyaan
yang sangat mendasar dalam paragraf ini.
G. Cara Mengatasi Permasalahan Sosial Akibat Media Massa
Media massa memberikan banyak
manfaat bagi manusia, misalnya kita bisa menjalin komunikasi kembali dengan
orang yang sudah lama tidak kita ketahui atau berkomunikasi dengan orang yang jauh,
hingga saling membagi informasi dan bahkan juga berkembang menjadi media
pemasaran suatu bisnis.
Namun hal tersebut tidak membuat
media massa selalu berdampak positif. Mungkin anda sudah pernah mendengar
banyak berit negatif yang disebabkan oleh media massa seperti penipuan,
beredarnya foto maupun video yang tidak sepatutnya hingga pelecehan seksual dan
kekerasan dimana korbannya dijebak melalui media sosial.
Dampak negatif tersebut memang
terdengar mengerikan. Namun, anda dapat mencegah dampak buruknya dengan
beberapa cara berikut ini:
1. Beri batasan
penggunaan media massa, jangan sampai terjadi ketergantungan.
2. Orangtua
sebaiknya menemani anak saat menonton televisi dan memantau televisi yang
ditonton anak-anak agar informatif, mendidik dan tidak mengandung kekerasan.
3. Pada saat
menonton televisi, hindari menonton tayangan-tayangan yang berbau kekerasan atau
yang berbau pornografi.
4. Kita harus
lebih selektif dalam menerima informasi yang disajikan di media massa.
5. Berikan
pemahaman kepada anak mengenai manfaat dan bahaya media massa.
6. Bagi
pengguna media sosial harap waspada terhadap orang asing. Sebagian besar
penipuan lewat sosial media terjadi karena seseorang mudah sekali percaya
dengan orang yang baru dikenalinya.
Jadi itulah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan sosial yang dikibatkan oleh media massa.
Pada dasarnya, bila digunakan dengan baik media massa tentu akan memberikan
banyak dampak positif. Seseorang dapat dengan mudah mencari informasi yang
ingin diketahui. Namun disamping itu kita juga harus berhati-hati, tetap
waspada dan bijak dalam menggunakan media massa. Agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media massa pada umunya merupakan
sektor pranata modern, yang sampai batas tertentu adalah asing untuk negara dan
kebudayaan negara ketiga. Untuk memasukkannya diperlukan baik oleh alih
teknologi maupun kemampuan adaptasinya terhadap kebutuhan dunia ketiga (
Tharpe, 1992).
Artinya media massa dalam hal ini
berwajah ganda. Informasi yang sampai kemasyarakat dapat ditanggapi
berbeda-beda oleh setiap individu tergantung pada kepentingannya masing-masing
serta tergatung dari kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan informasi yang
datang secara proporsional. Dampak yang paling kontras dirasakan dikalangan
masyarakat ialah perubahan gaya hidup dan pola tingkah laku yang menuntut
masyarakat bersikap serba instant sehingga menyebabkan terjadi pergeseran
nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat.
Secara teori media massa adalah
institusi yang berfungsi memberi informasi, edukasi dan hiburan, maka media
massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam pengertian
sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberian informasi
yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak edukatif. Sehingga media
massa saat ini menjadi lembaga yang distigmakan sebagai institusi “penghasut”
pencetus kerusuhan, pencentus masalah sosial. Media massa saat ini dianggap
miskin dari fungsi edukasi nilai-nilai kemanusiaan, media massa justru menjadi
corong provokasi nilai-nilai kehewanan, seperti materialistis, mistisme,
hedonisme, seks, konsumerisme, kekerasan, sekularisme, dan semacamnya yang
dimana semua itu telah menjadi.
B. Saran
Pada dasarnya, bila digunakan dengan
baik media massa tentu akan memberikan banyak dampak positif. Seseorang dapat
dengan mudah mencari informasi yang ingin diketahui. Namun disamping itu
penulis menyarankan agar kita harus senantiasa berhati-hati, tetap waspada dan
bijak dalam menggunakan media massa. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Elvinaro dkk. 2009. Komunikasi
Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Edisi Revisi.
Burhan Bungin. 2011. Sosiologi Komunikasi.
Jakarta: Prenada Media Group Cet ke-5.
Hafied, Cangara. 2007. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaluddin.
2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Riwayat
Penulis
Nama : Miki Rahmat
NIM :
1606110330
TTL : Bangko Jaya, 15 Juni 1997
Alamat : Jalan Balam Sakti, Panam,
Pekanbaru-Riau
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri
004 Bangko Pusako
2. SMP Negeri 2 Bangko Pusako
3. SMA Negeri 3 Bangko Pusako
4. Universitas Riau (Saat ini)
Jurusan/Program Studi: Ilmu Pendidikan/Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar